Credit to: explodingdog.blogspot.com |
Senyap. Itu yang terjadi di sini. Ada jarak yang memisahkan di balik waktu yang berlalu. Waktu yang berjalan tanpa menunggu manusia walau di mana jua berada. Masa yang bergerak terus meninggalkan dunia dan seisinya.
Diam. Itu yang berlaku di sini. Bukan bermakna ada duka yang bermaharajalela. Bukan rajuk yang tidak sudah membuat dua hidup sepi tanpa suara. Tapi dugaan itu yang membuat aku terus diam tanpa perlu bicara sesuatu yang tidak perlu.
Rindu. Rasa yang sentiasa bercambah dari hari ke hari. Cuma dapat ditafsir bila mata memandang sejuta memori yang tersimpan di hari-hari yang telah berlalu. Rasa yang terbuku di hati yang tak mampu untuk dilepaskan dan diluahkan bila mulut perlu berbicara. Perasaan yang ada di dasar hati. Tidak pernah terkikis walau sedietik di dalam diri yang menerbitkan seteguh rasa sayang di dalam hati.
Ada nota sisip buat si dia yang tidak dikarang di sini. Tapi akan diutus suatu hari nanti, agar dia mengerti apa yang terjadi disebalik perilaku diri. Hanya akan terbaca bila saat dan waktu telah tiba. Hanya akan dapat memahami maksud tersurat dan tersirat andai dia benar-benar mengerti. Dan ada coretan buat dia di sini. Hanya untuk dia. Bukan kamu, Kawan. (Maaf)